ANANALIS FILM
“ A BEAUTIFUL MIND “
DISUSUN OLEH :
Nama : Fatracova fery djambak
Npm : 01.17.017
Nama Dosen : Sumarni Bayu Anita S.sos, M.A
Mata kuliah :
Pengantar ilmu psikologi
Puji syukur alhamdulilah saya panjatkan
kehadiran ALLAH SWT. Yang telah memberikan banyak nikmat kesehatan kepada saya.
Sehingga saya mampu menyelesaikan blog ini sesuai dengan waktu yang telah di
rencanakan. Blog ini saya buat dalam rangka memenuhi salah satu pelajaran mata
kuliah pengantar ilmu psikologi.
Saya sebagai penyusun pastinya
tidak pernah lepas dari kesalahan. Begitu pula dalam pembuatan blog ini, yang
mempunyai banyak kekurangan. Oleh karena itu, saya mohon maaf atas segala
kekurangannya.
Sebelumnya saya ucapkan terimakasi kepada Ibu Sumarni
Bayu Anita S.sos, M.A atas kesempatannya yang telah diberikan kepada saya untuk
belajar menganilis sebuah film.
Film ini mengisahkan tentang seorang
matematikawan peraih nobel dibidang ekonomi yang pertama kali saya tonton melalui situs “layarkaca21”. Film ini
berdasarkan kisah nyata yang diterbitkan pada tahun 2001 yang diperankan Jhon
Nash.
A.
BEAUTIFUL MIND
John Nash, ahli matematika brilian
namun anti sosial, mengaku menerima pekerjaan rahasia dalam bidang kriptografi.
Tapi tiba-tiba saja hidup dan benaknya berubah menjadi sebuah mimpi buruk.
A Beautiful Mind adalah sebuah
buku dan film pemenang Academy Award yang dibintangi Russell Crowe, Ed Harris,
Jennifer Connelly, Christopher Plummer, dan Paul Bettany.
Tanggal
rilis: 13 Desember 2001 (Beverly Hills, California)
Sutradara:
Ron Howard
Skenario: Akiva Goldsman
Skenario: Akiva Goldsman
Cerita
oleh: Sylvia Nasar
Penghargaan: Academy Award untuk Film Terbaik,
Film ini
diawali saat Jhon Nash masih menjadi seorang mahasiswa diperguruan tinggi
ternama Princeton. Sebagai mahasiswa, Jhon Nash ia tak suka belajar dikelas
atau lebih suka belajar secara otodidak. Mencari dan mengamati sekitar demi
mendapat ide kreatifitasnya secara alami, untuk meraih gelar doktornya. Namun
tak banyak yang menyadari Jhon Nash juga merupakan penderita skizofrenia. Suatu
penyakit mental yang gejalanya tak dapat membedakan antara halusinasi dan
kenyataan, Memiliki keyakinan yang salah atau ilusi(delusi), Menarik diri dari
pergaulan, Serta kemampuan bersosialisasi yang menghilang, Penyakit Jhon ini
semakin parah saat dia mulai bekerja di WHELLER DEFFENSE LAB di MIT, Sebuah
pusat penelitian bergensi.
Analisa
Dari film
tersebut dapat diketahui bahwa John Nash menderita Skizofrenia paranoid, Yang
ditandai dengan simpton-simpton/indikasi sebagai berikut :
1. Kenyakinan palsu yang dipertahankan
- Delusion of persecution, yaitu
keyakinan bahwa orang atau kelompok tertentu sedang mengancam atau berencana
membahayakan dirinya, dalam film tersebut yaitu agen pemerintah dan mata – mata
rusia. Waham ini menjadikannya paranoid, yang selalu curiga akan segala hal dan
berada dalam ketakutan karena merasa diperhatikan, diikuti, serta diawasi.
- Delusion of grandeur, yaitu keyakinan
bahwa dirinya memiliki suatu kelebihan dan kekuatan serta menjadi orang
penting. John Nash menganggap dirinya adalah pemecah kode rahasia terbaik dan
mata – mata/agen rahasia.
- Delusion of influence, adalah
keyakinan bahwa kekuatan dari luar sedang mencoba mengendalikan pikiran dan
tindakannya. Adegan yang menunjukkan waham ini yaitu ketika disuruh membunuh
isterinya, ketika disuruh menunjukkan bahwa dia jenius, dan ketika diyakinkan
bahwa dia tidak berarti oleh para teman halusinasinya.
2. Tingkat halusinasi yang tinggi.
yaitu
persepsi palsu atau menganggap suatu hal ada dan nyata padahal kenyataannya hal
tersebut hanyalah khayalan. John Nash mengalami halusinasi bertemu dengan tiga
orang yang secara nyata tidak ada yaitu Charles Herman (teman sekamarnya),
William Parcher (agen pemerintah) dan Marcee (keponakan Charles Herman). Selain
itu juga laboratorium rahasia, dan juga nomer kode yang dipasang pada tangannya.
3. gejala motorik dapat dilihat dari ekpresi
wajah yang aneh dan khas diikuti dengan gerakan tangan, jari dan lengan yg
aneh. Indikasi ini sangat jelas ketika John Nash berkenalan dengan teman –
temannya dan juga jika dilihat dari cara berjalannya.
4. Adanya gangguan emosi, adegan yang paling
jelas yaitu ketika John Nash menggendong anaknya dengan tanpa emosi sedikitpun.
5. Social withdrawl (penarikan sosial), John
Nash tidak bisa berinteraksi sosial seperti orang – orang pada umumnya, dia
tidak menyukai orang lain dan menganggap orang lain tidak menyukai dirinya
sehingga dia hanya memiliki sedikit teman.
Karakteristik pribadi Jhon Nash yaitu :
Pemalu,penyendiri,rendah diri (merasa bahwa dirinya
tidak sukai oleh orang-orang sekitarnya).
Dalam film tersebut Jhon
Nash dibawa kerumah sakit jiwa dan mendapatkan perawatan ECT (Electroshock
Therapy)/terapi elektro konvulsif 5x seminggu selama 10 minggu.Efek samping
dari penggunaan ECT adalah kelupaan dan gangguan memori efek samping dapat menjaga
rendahnya arus listrik yg dialirkan. Setelah menjalani perawatan dirumah sakit
jiwa Jhon Nash menjalani perawatan dirumah dengan obat Psikoterapetik. Cara
kerja obat tersebut menghambat resektor dofamin dalam otak efek dari pemakaian
obat tersebut juga berdampak sulit berkonsentrasi, menghambat proses berfikir
dan juga tidak memliki gairah seksual.
Kaitan dalam
kehidupan sehari-hari :
Dari cerita
tersebut terdapat 2 unsur yang bisa kita kaitkan dalam kehidupan sehari-hari yaitu ketika seseorang menekuni
suatu perkerjaan itu merupakan hal yang
wajib karena pekerjaan sudah menjadi prioritas utama bagi individu, namun dibalik itu masih ada keluarga yang wajib kita perhatikan karena
tujuan indvidu bekerja tidak jauh dari
kata hanya untuk membahagiakan orang-orang sekitar. Kemudian untuk mencapai keberhasilan itu tidak mudah,
sangat dibuthkan waktu yang lama
proses yang begitu panjang. Jadi jangan mudah menyerah dalam meraih keberhasilan karena semua keinginan berawal
dari mimpi.
Mantap
BalasHapus