Selasa, 21 Mei 2019

STRUKTUR DALAM FILM


STRUKTUR BERCERITA DALAM FILM


A.  Pola Naratif

Bentuk naratif merupakan sebuah bentuk penceritaan yang peristiwanya memiliki hubungan sebab akibat yang jelas dan terjadi dalam ruang serta waktu yang jelas pula. Dikarenakan penceritaan dalam film didasari oleh sastra dan drama, maka bagaimanapun juga selain adanya story, tentunya penceritaan itu terbagi lagi menjadi plot. Selain naratif di dalam film memiliki struktur yang berbeda dengan sastra (roman) maupun drama, yaitu setidaknya ada dua struktur besar, Struktur Hollywood Klasik (dikenal di Indonesia dengan Struktur 3 Babak) dan lawannya, Struktur Art Cinema Naration.


B.   Pola Non-Naratif

Bentuk ini bukannya tidak bercerita, hanya saja cara menceritakannya berbeda dengan nartif yang seperti orang mendongeng, maka cara bercerita non-naratif ini sangat beragam.

-Categorical

Film dibuat kategori agar dapat dikumpulkan per sub-temanya. Bordwell mengibaratkan cara ini seperti memasuki supermarket dimana setiap barang akan dikategorikan menurut jenisnya dan bukan merknya. Banyak film dokumenter yang masuk dalam wilayah ini, misalnya film dokumenter musik, film behind the scene dan sebagainya.

- Rethorical

Film ini memiliki persuasi yang kuat untuk mempengaruhi penonton sehingga kesan propaganda melekat erat dalam bentuk ini. Film yang banyak menggunakan metode ini adalah film iklan dan dokumenter propaganda, seperti film dokumenter dari jenis company profile ataupun dokumenter yang dibuat oleh Leni Refensthal (Triumph of the Wheel, Day of Freedom dan Olympia) dan Frank Cappra (Why We Fight ?).kusen_dony_hermansyah

- Abstract

Penceritaan film ini mengikuti sebuah usaha untuk mengeluarkan suatu ekpresi paling dalam dari pembuatnya. Umumnya sulit untuk dicerna oleh penonton, namun karena didasari oleh kebebasan berekspresi sehingga sering permasalahan penonton tidak lagi menjadi yang utama. Film eksperimental atau sekarang dikenal dengan video art adalah contoh dari film dengan bentuk abstrak, seperti film-film dari Hans Richter, Walter Ruttman, Luis Bunnuel dll. Selain itu juga ada beberapa video musik menggunakan bentuk ini.

- Associational

Film-film dalam bentuk ini sekilas mirip dengan bentuk abstrak, namun sesungguhnya sangatlah berbeda. Film bentuk ini biasanya menggunakan gambar-gambar yang tidak memiliki hubungan ruang, waktu ataupun peristiwa, namun memiliki tujuan yang sama untuk mengarah pada sau tema atau sub-tema penceritaan. Dokumenter dengan jenis association picture story menggunakan bentuk ini, seperti karya Man With A Movie Camera (Dziga Vertov), Powwaqqatsi (Geodfrey Regio), Baraka (Ron Fricke), menggunakan juga video musik.

Senin, 20 Mei 2019

NONTON AVENGERS


AVENGERS ENDGAME


Film-film yang di nantikan oleh semua orang termasuk saya salah satunya, 3 hari seblum tayang tiket pun sudah tidak bisa di beli lagi karena sudah full, jadi menunda saya ingin menonton film ini, dan pada akhirnya saya bisa menonton film tersebut bersama saya pada hari  28 april jam 9 malem


Melanjutkan apa yang ditinggalkan oleh Infinity War, penonton kembali dipertemukan dengan sejumlah personil Avengers yang masih tersisa seperti Tony Stark (Robert Downey Jr.), Steve Rogers (Chris Evans), Thor (Chris Hemsworth), Bruce Banner (Mark Ruffalo), Natasha Romanoff (Scarlett Johansson), Rocket (Bradley Cooper), James Rhodes (Don Cheadle), serta Clint Barton (Jeremy Renner). Selama setidaknya 30 menit pertama, Endgame memilih untuk menempatkan fokusnya pada fase berduka yang merongrong karakter-karakter ini pasca kegagalan mereka dalam menghentikan Thanos (Josh Brolin) untuk melenyapkan separuh penghuni alam semesta. Kita melihat Tony yang  untuk melanjutkan hidup bersama Pepper Potts (Gwyneth Paltrow) di pedesaan, Bruce yang akhirnya mampu mendamaikan dirinya dengan alter egonya memilih untuk menjalani hidup sebagai selebriti kecil-kecilan, Thor yang mencari pelampiasan guna menutupi rasa bersalahnya lantaran telah gagal menjadi seorang pelindung, serta Steve yang memutuskan untuk membentuk group therapy bagi mereka yang belum mampu menerima kenyataan bahwa orang terkasih telah tiada. Ya, menit-menit awal yang berlangsung dengan nada penceritaan muram dan cenderung depresif ini, si pembuat film berupaya menunjukkan sisi lain dari para personil Avengers yang manusiawi. Mereka berbuat kesalahan, mereka gagal, dan mereka juga terpuruk. 

Yang kemudian membuat mereka layak menyandang gelar sebagai “pahlawan” adalah kesediaan untuk bangkit dari keterpurukan lalu sebisa mungkin memperbaiki kesalahan di masa lampau meski ada konsekuensi besar yang menanti. Inspiratif? Jelas. Menariknya lagi, Endgame tak hanya mengajak penonton untuk memperbincangkan perihal penerimaan dan melanjutkan hidup, tetapi juga soal keluarga, persahabatan, serta pengorbanan yang seketika menempatkan seri ini sebagai salah satu superhero movie dengan narasi paling kompleks.


Salah satu yang menjadi favorit saya secara pribadi (well, ini mungkin akan bersifat spoiler karena adegannya sendiri tak pernah dipromosikan) adalah ketika para personil Avengers memiliki kesempatan untuk menjelajah waktu ke tahun-tahun lampau demi mencuri “batu ajaib” agar tak jatuh ke tangan raksasa ungu berdagu getuk lindri tersebut. Diniatkan sebagai momen untuk bernostalgia dan penghormatan terhadap fase-fase MCU terdahulu, sebagian adegan yang muncul dalam misi penjelajahan waktu ini memiliki tonjokan hebat ke emosi. Adegan-adegan yang saya maksud antara lain saat Thor mendapat kesempatan untuk mengucap salam perpisahan kepada ibunda di menit-menit terakhir sebelum beliau berpulang, ketika Tony memperoleh quality conversation bersama ayahanda yang tak pernah dibayangkannya, serta tatkala Steve bisa melihat langsung belahan jiwanya. Disamping performa hebat dari jajaran pemain khususnya Robert Downey Jr. (serius, dia layak diganjar nominasi Oscar!), Chris Hemsworth, Chris Evans, Scarlett Johansson, dan Paul Rudd, kesanggupan penonton untuk menginvestasikan emosi pada banyak adegan merupakan hasil kerja keras para tim dalam membangun MCU selama sepuluh tahun terakhir secara terstruktur.


Kita melewatkan banyak waktu bersama para personil Avengers, kita menyaksikan mereka bertumbuh sebagai karakter, kita mendengar kisah hidup mereka, dan kita pun menjadi saksi kunci atas perjuangan-perjuangan mereka yang tak pernah sekalipun mudah. Tanpa pernah disadari, mereka telah menjadi bagian dari kehidupan kita. Maka begitu Endgame menghamparkan pertarungan terakbar dalam sejarah hidup setiap personil, sulit untuk membendung air mata. Ada kebahagiaan karena film memunculkan karakter-karakter favorit dalam satu titik, ada kebanggaan bisa melihat mereka sanggup mencapai posisi ini, dan ada kesedihan karena kemungkinan untuk tak lagi berjumpa terbuka begitu lebar. Saat film akhirnya mencapai ujung durasi, saya hanya bisa berkata lirih, “thank you, Stan Lee! Thank you, MCU! I love you 3000”. Endgame jelas merupakan persembahan yang sangat istimewa untuk para penggemar MCU yang telah setia menemani selama satu dekade terakhir. Jika saja saya menonton film ini bersama orang-orang terkasih, saya mungkin langsung memeluk mereka erat-erat setelah lampu bioskop dinyalakan.


Minggu, 19 Mei 2019

FILM UNTUK CAFIFEST


"SAHABAT LAMA"


Skenario



Dalam skrip drama ini pemainnya berjumlah 4 orang. Drama ini menceritakan sahabat yang menghilang bertemu seorang yang dia suka yaitu siska dan dari sinilah persahabatan kita mulai merengganh

Tema: Sahabat Lama 
  
1. Eksposisi

·           Rio Dwi Putra
·           Nendy Sabil
·           Fatracova
·           Siska Damayanti

2. Permasalahan

 Rio, Fatra dan Sabil sahabat sejak kecil, pada waktunya persahabatan mereka merenggang dikarenakan seorang wanita

3. Komplikasi

 Sabil mulai suah di ajak kumpul dan susah di hubungi saat lagi bersama wanita tersebut

4. Catatan 1

 Sabil mencari sahabatnya kembali setelah berpisah

5. Catatan 2

 Pada akhirnya mereka berkumpul Kembali

Latar 
·                               Tempat : Kampus STISIPOL CANDRADIMUKA
·                               Waktu : Pagi, siang dan SORE

SINOPSIS  :

Sejak kecil mereka berteman, bermain, dan tertawa bersama sampai mereka masuk ke salah satu kampus yang sama “STISIPOL CANDRADIMUKA PALEMBANG” dan mereka mengambil jurusan yang sama ilmu Komunikasi 

          Hari demi hari masi mereka lewati bersama, sampai pada akhirnya sabil mulai susah berkumpul bersama kita karena menukan wanita yang dia suka, Pada saat itula sabil susah di hubungi dan jarang ada waktu bersama sahabtnya
         
Kita pun sedih melihat tingkah sabil seperti itu dan kapanpun sabil kembali lagi bersama kami, kami sangat hargai itu.

Seiring berjalan nya waktu setelah mereka pacaran dengan waktu yang tidak terlalu lama  sabil pun di tinggal oleh siska damayanti yang pergi pindah keluar kota dan memutuskan sabil

Sejak itu Sabil mulai teringat sahabatnya  fatra dan rio dan sabil pun mencari kembali sahabatnya itu dan berkumpul kembali bersama kita , menceritakan penyesalannya dan meminta maaf pada sahabatnya

Fatra dan rio tidak ada rasa benci ataupun dendam sama sabil dan tidak ada yang perlu di maafkan

Pada saat itu kami berkumpul kembali




MENG-APRESIASI FILM


BELAJAR MENG-APRESIASI FILM



A.   Apresiasi Versus Kritik Film

      Secara tegas, Marselli56 menegaskan perbedaan antara apresiasi film dengan kritik film. Apresiasi film menurutnya adalah sebuah bentuk ungkapan penghargaan terhadap seuah karya film. Sehingga siapapun yang mempunyai keinginan untuk memperoleh sebuah kenikmatan dari menonton film dianggap sudah mempunyai niat baik untuk mengapresiasinya.
     Sementara itu, mengkrtik film dianggapnya hanya bisa dilakukan oleh seseorang yang mempunyai spesialisasi di bidang kritik film itu sendiri.

B.   Mengkritisi Film

    Dalam memberikan penilaian yang utuh terhadap film yang dianggap sebagai sebuah proses untuk mengritisi film, Marselli60 mengemukakan sebuah pendekatan yang mendasar yang melihat , menganalisis dalam sebuah prosedur pendekatan film demi penilaian.

C.   Mengapresiasi Film

     Dalam hubungannya dengan film sebagai salah satu bentuk media audio visual, mengapresiasi sebuah film mengandung sejumlah pengertian yaitu memahami, menikmati, dan mengahargai. Tiga kata ini merupakan kata yang tak bisa dipisahkan satu sama lain. Hak ini dikarenakan  dalam menikmati film, sangat jelas bahwa orangtidak bisa begitu saja menikmati karya film sebelum ia memahami dan merasakan apa yang tersurat maupun tersirat dalam film yang kaya akan makna itu.
D.   Tahapan Mengapresiasi Film
1.     Pemahaman , Di dalam tahapan ini, penonton berusaha melibatkan emosi dan pikirannya untuk memahami ide cerita yang aada di dalam sebuah film.
2.     Penikmatan, tahap kedua apresiasi film adalah saat penonton berusaha memahami dan menghargai behind the scene  dari sebuah film.
3.     Pengahargaan, tahap penghargaan ini ini terjadi ketika penonton membuat relasi antara pengalaman yang menjadi ilusi realitas dalam film dengan pengalaman kehidupan yang real yang dihadapinya.

E.   Hambatan Dalam Mengapresiasi Film

Dalam mengapresiasi film biasanya muncul beberapa hambatan yang menghalangi penonton untuk melakukan apresiasi, di antaranya adalah
1.     Adanya kecenderung untuk memilih jenis film tertentu.
2.     Terlalu merespon salah satu bagian dari sebuah film dan kurang memperhatikan secara seksama bagian yang lain sehingga tidak bisa mengapresiasi film secara utuh.
3.     Adanya overestimate terhadap film sebelum melhat film terkadang membuat penonton malah menjadi kecewa ketika yang diharapkan tidak muncul.
4.     Kondisi psikologis saat penonton seperti ketika sedang sedih atau terlampau gembira terkadang juga mempengaruhi mood penonton dan mengapresiasi film.
5.     Adanya gangguan dari luar diri penonton yang sringkali bersifat teknis seperti tata suara bioskop yang kurang prima, penonton lain yang ribut ataupun proyektor yang tidak bisa menyajikan gambar dengan mutu yang bagus tentu sajajuga akan mempengaruhi apresiasi.

NONTON SHAZAM

NONTON BARENG FILM SHAZAM 
BERSAMA MAHASISWA
 ILMU KOMUNIKASI




Tanggal 27 April 2019 kami keluar dari rutinitas perkuliahan kampus dengan nonton bareng film shazam di Opi Mall. dimulai pas jam 09:00 kalau nggak salah, kita janjian ketemu di LRT Bumi Sriwaja, samping Palembang Icon, karena Transportnya itu kita naik LRT, menuju OpiMall. sebelum naik LRT kami dikumpulkan lalu di absen oleh Dosen Sinematografi kami Bu Nita, setelah itu kami melakukan foto bersama.


Setelah melakukan foto bersama mahasiswa ilmu komunikasi reguler pagi, kami pun langsung naik LRT, dipilihnya LRT untuk menjadi transportasi kami menuju OPI MALL karena memang LRT adalah transportasi unggulan provinsi Sumatera Selatan khususnya Kota Palembang, dengan tarif yang lumayan murah hanya 5000 untuk satu kali perjalanan.


Setelah sampai di OPI MALL kami langsung nonton film bersama, dan film shazam jadi film yang disepakati untuk nonton bareng kami pada waktu itu, memang benar film shazam sangat direkomendasikan untuk ditonton karena sangat lucu membuat penonton yang ada dalam studio tidak berhenti tertawa.


Dan terakhir setelah nonton film shazam kami pun makan bersama di salah satu tempat makan yang ada di depan OPI MALL.


sekian ceria dari saya yang sangat menyenangkan ini hehehe

CAFIFEST STISIPOL CANDRADIMUKA


CAFIFEST STISIPOL CANDRADIMUKA





Cafifest adalah Candradimuka Film Festival 2019 dimana banyak sekali agenda yang diadakan didalam Cafifest ini, antara lain Talk Show dengan tema " Peran sineas muda terhadap perkembangan film pendek di Sumatera Selatan"



Hallo teman teman blogger nya aku hehe 

Di Blog kali ini saya akan bercerita tetang event yang sangat luar biasa yang diadakan oleh Stisipol Candra Dimuka Palembang berkerja sama bersama teman teman HIMAKOM.
yaitu CANDRADIMUKA FILM FESTIVAL yang di adakan pada 30 april 2019 pukul 01.00 s/d Selesai


Agenda yang diadakan didalam Cafifest ini, antara lain Talk Show dengan tema " Peran sineas muda terhadap perkembangan film pendek di Sumatera Selatan, Pameran foto dari divisi Fotografi Himakom Stisipol Candradimuka, Stand cek kesehatan gratis dari divisi Humas Himakom, food drink bazar periklanan mahasiswa jurusan ilmu komunikasi stisipol candra dimuka, screening 20 film pilihan/nominasi dari seluruh genre serta pengumuman pemenang film pendek Cafifest 2019.

Pameran periklanan dan pemasaran Produk dilapangan kantin Stisipol Candradimuka yang diikutti oleh 20 stand, mulai dari 08.00-12.00 WIB.


Talk Show dengan tema'peran sineas muda terhadap perkembangn film pendek di Sumsel' di Aula Ismail Djalli Stisipol Candradimuka pada pukul 13.00-17.00 WIB.

Screening Nobar para film nominasi lomba film pendek Cafiest 2019 untuk seluruh film yang bergenre, komedi, horor, drama, legenda, dan action sekaligus pengumuman pemenag lomba tersebut, Di Aula Djalli Stisipol Candradimuka .

Ada pameran foto-foto dari Divisi FOTOGRAFI HIMAKOM STISIPOL CANDRADIMUKA Di gedung A Stisipol Candradimuka pada pukul 08.00-22.00

Dan ada juga cek kesehatan lohh Gratis dari Divisi Humas Himakom.

Acaranya seru banget dan menghibur, banyak pembelajaran yang kita dapat setelah mengikuti acara tersebut 

Dan tentunya saya sala satu panitia di CANDRADIMUKA FILM FESTIVAL tersebut

Sabtu, 18 Mei 2019

KONVENSI TATA SUARA

KONVENSI DALAM TATA SUARA



PENGERTIAN TATA SUARA :

A.   Tata Suara adalah suatu teknik pengaturan peralatan suara atau bunyi pada suatu acara pertunjukan, pertemuan, rapat dan lain lain. Tata Suara memainkan peranan penting dalam suatu pertunjukan langsung dan menjadi satu bagian tak terpisahkan dari Tata Panggung dan bahkan acara pertunjukan itu sendiri.

Speech merupakan unsur suara yang isinya berupa percakapan dari tokoh didalam film. Speech terbagi menjadi 4, yaitu Monolog, Dialog, Narration dan Direct Address.

1.     Monolog adalah percakapan tanpa lawan bicara, maksudnya adalah ketika seorang tokoh berbicara dengan dirinya  sendiri tanpa ada pendengar.
2.     Dialog adalah percakapan dimana tokoh didalam adegan berbicara dengan satu orang lain atau lebih.
3.     Narasi adalah pecakapan dimana tokoh yang berbicara tidak terlihat didalam frame, yang biasanya   dipakai untuk pengantar adegan. Narasi merupakan pengantar adegan yang efisien untuk menjelaskan permasalahan tanpa perlu melakukan visualisasi.
4.     Direct Address adalah percakapan dimana tokoh didalam adegan berbicara langsung kearah penonton.

 Musik didalam film digunakan untuk menambahkan drzmatisasi dalam sebuah cerita, dimana gambar dan suara sudah tidak mampu lagi memperkuat efek dramatis, tetapi apabila gambar dan suara yang ada sudah mampu menampilkan efek dramatis, musik juga dapat dipergunakan untuk lebih memperkuat efek tersebut. Karena dengan menggunakan musik, pembuat film dapat mengendalikan emosi penonton dalam mengikuti cerita. Musik dalam film dapat digunakan untuk menaikan atau menurunkan emosi penonton, sesuai dengan kebutuhan cerita. Kehadiran musik digunakan untuk merangsang dan mengarahkan perasaan sesuai dengan apa yang dilihat secara visual : senang, sedih, takut, tertekan, dan lain-lain. Sumber dramatis dari musik dalam sebuah adegan dapat bersifat berkaitan dengan adegan, atau fungsional dan realitas.
Efek suara merupakan suara – selain dialog – yang dihasilkan oleh orang ataupun benda, bersamaan dengan suara-suara yang muncul secara alami pada latar belakang. Efek suara dalam film digunakan untuk menekankan informasi yang hendak disampaikan, memberikan kesan realita didalam ruang cerita, menciptakan ilusi dan juga mood dalam cerita. Efek suara bisa berkaitan dengan kejadian di dalam atau di luar screen.

Berdasarkan fungsinya, efek 
suara dibagi menjadi 2:

1        Efek fungsional, yaitu efek suara yang digunakan untuk menambahkan efek dramatisasi didalam film.
2        Efek realitas, yaitu efek suara yang sumbernya berasal dari dalam ruang adegan cerita, digunakan untuk menciptakan realita didalam ruang cerita film.

Berdasarkan jenisnya, efek suara dalam film dibagi menjadi 2:

1        Spot Effect, yaitu efek suara yang berasal dari suatu sumber suara tertentu, misalnya suara pintu, suara ketukan, suara ban pecah dll.
2        General Effect, yaitu efek suara yang berasal dari berbagai sumber disuatu tempat, baik jauh maupun dekat, misalnya suara didalam sebuah ruangan (room tone) ataupun suara lingkungan (ambience/atmosphere).

Ambience Ambience adalah suara latar yang hadir di dalam adegan atau sceneuntuk menunjukan tempat (lokasi). Misalnya, suara ombak akan menginterprestasikan laut atau pantai. Kemudian suara  burung – burung akan lebih meninterpresentasikan pedesaan atau penggunungan dan bias juga suasana pagi. Fungsi dari adanya  ambient soundsangat penting di dalam produksi suara film,  selain untuk menunjukan tempat dapat pula  berfungsi sebagai  kesinambungan suara pada adegan film, sehingga penciptaan visual yg dibuat dari susunan shot tidak terasa oleh penonton. Hal yang sangat penting dari Ambience adalah untuk membangun mood dalam film.

KONVENSI FILM

KONVENSI DALAM FILM




PENGERTIAN KONVENSI :


Konvensi lebih merupakan kesepakatan terhaadap prinsip-prinsip dasar mengenai suatu hal dalam kaitannya dengan film konvensi diartikan sebagai penerapan prinsip-prinsip film yang dapat diterima atau diyakini oleh audience.

Macam – Macam Konvensi


1.       Continuity Film
Sebuah penggambaran secara literal atau harfiah realitas hidup dalam keadaan yang dapat dipercaya dengan tatanan kronologis yang runtut.



2.       Dynamic Film
Beberapa shot yang tidak runtut dan terkesan tidak berkaitan satu sama lain pada akhirnya dapat dipahami sebagai suatu keseluruhan.



3.       Frame
Merupakan pemilihan gambar dan suara yang dilakukan oleh pembuat film untuk membingkainya secara baik serta menyambung-nyambungnya dalam sebuah kesatuan utuh.



4.       Visual Thingking
Merupakan cara melihat segala aspek kehidupan yang hendak dituangkan dalam film sebatas yang mampu terekam dalam bidang frame untuk kemudian ditata sesuai dengan keinginan pembuat film.