Senin, 20 Mei 2019

NONTON AVENGERS


AVENGERS ENDGAME


Film-film yang di nantikan oleh semua orang termasuk saya salah satunya, 3 hari seblum tayang tiket pun sudah tidak bisa di beli lagi karena sudah full, jadi menunda saya ingin menonton film ini, dan pada akhirnya saya bisa menonton film tersebut bersama saya pada hari  28 april jam 9 malem


Melanjutkan apa yang ditinggalkan oleh Infinity War, penonton kembali dipertemukan dengan sejumlah personil Avengers yang masih tersisa seperti Tony Stark (Robert Downey Jr.), Steve Rogers (Chris Evans), Thor (Chris Hemsworth), Bruce Banner (Mark Ruffalo), Natasha Romanoff (Scarlett Johansson), Rocket (Bradley Cooper), James Rhodes (Don Cheadle), serta Clint Barton (Jeremy Renner). Selama setidaknya 30 menit pertama, Endgame memilih untuk menempatkan fokusnya pada fase berduka yang merongrong karakter-karakter ini pasca kegagalan mereka dalam menghentikan Thanos (Josh Brolin) untuk melenyapkan separuh penghuni alam semesta. Kita melihat Tony yang  untuk melanjutkan hidup bersama Pepper Potts (Gwyneth Paltrow) di pedesaan, Bruce yang akhirnya mampu mendamaikan dirinya dengan alter egonya memilih untuk menjalani hidup sebagai selebriti kecil-kecilan, Thor yang mencari pelampiasan guna menutupi rasa bersalahnya lantaran telah gagal menjadi seorang pelindung, serta Steve yang memutuskan untuk membentuk group therapy bagi mereka yang belum mampu menerima kenyataan bahwa orang terkasih telah tiada. Ya, menit-menit awal yang berlangsung dengan nada penceritaan muram dan cenderung depresif ini, si pembuat film berupaya menunjukkan sisi lain dari para personil Avengers yang manusiawi. Mereka berbuat kesalahan, mereka gagal, dan mereka juga terpuruk. 

Yang kemudian membuat mereka layak menyandang gelar sebagai “pahlawan” adalah kesediaan untuk bangkit dari keterpurukan lalu sebisa mungkin memperbaiki kesalahan di masa lampau meski ada konsekuensi besar yang menanti. Inspiratif? Jelas. Menariknya lagi, Endgame tak hanya mengajak penonton untuk memperbincangkan perihal penerimaan dan melanjutkan hidup, tetapi juga soal keluarga, persahabatan, serta pengorbanan yang seketika menempatkan seri ini sebagai salah satu superhero movie dengan narasi paling kompleks.


Salah satu yang menjadi favorit saya secara pribadi (well, ini mungkin akan bersifat spoiler karena adegannya sendiri tak pernah dipromosikan) adalah ketika para personil Avengers memiliki kesempatan untuk menjelajah waktu ke tahun-tahun lampau demi mencuri “batu ajaib” agar tak jatuh ke tangan raksasa ungu berdagu getuk lindri tersebut. Diniatkan sebagai momen untuk bernostalgia dan penghormatan terhadap fase-fase MCU terdahulu, sebagian adegan yang muncul dalam misi penjelajahan waktu ini memiliki tonjokan hebat ke emosi. Adegan-adegan yang saya maksud antara lain saat Thor mendapat kesempatan untuk mengucap salam perpisahan kepada ibunda di menit-menit terakhir sebelum beliau berpulang, ketika Tony memperoleh quality conversation bersama ayahanda yang tak pernah dibayangkannya, serta tatkala Steve bisa melihat langsung belahan jiwanya. Disamping performa hebat dari jajaran pemain khususnya Robert Downey Jr. (serius, dia layak diganjar nominasi Oscar!), Chris Hemsworth, Chris Evans, Scarlett Johansson, dan Paul Rudd, kesanggupan penonton untuk menginvestasikan emosi pada banyak adegan merupakan hasil kerja keras para tim dalam membangun MCU selama sepuluh tahun terakhir secara terstruktur.


Kita melewatkan banyak waktu bersama para personil Avengers, kita menyaksikan mereka bertumbuh sebagai karakter, kita mendengar kisah hidup mereka, dan kita pun menjadi saksi kunci atas perjuangan-perjuangan mereka yang tak pernah sekalipun mudah. Tanpa pernah disadari, mereka telah menjadi bagian dari kehidupan kita. Maka begitu Endgame menghamparkan pertarungan terakbar dalam sejarah hidup setiap personil, sulit untuk membendung air mata. Ada kebahagiaan karena film memunculkan karakter-karakter favorit dalam satu titik, ada kebanggaan bisa melihat mereka sanggup mencapai posisi ini, dan ada kesedihan karena kemungkinan untuk tak lagi berjumpa terbuka begitu lebar. Saat film akhirnya mencapai ujung durasi, saya hanya bisa berkata lirih, “thank you, Stan Lee! Thank you, MCU! I love you 3000”. Endgame jelas merupakan persembahan yang sangat istimewa untuk para penggemar MCU yang telah setia menemani selama satu dekade terakhir. Jika saja saya menonton film ini bersama orang-orang terkasih, saya mungkin langsung memeluk mereka erat-erat setelah lampu bioskop dinyalakan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar